Selasa, 01 Maret 2011

KEMATIAN

Hidup adalah penantian menuju kematian. Setiap waktu kematian akan menjemput siapapun. Kehadiarannya adalah suatu kepastian yang haq, namun ia selalu membawa rahasia tentang waktu kedatangannya. Alloh SWT telah berfirman dalam QS Al-Ambiya' : 35 ;

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan."

Dalam QS An Nisa' : 78 Alloh SWT juga berfirman;

أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..."

Jika kita boleh memilih, kematian seperti apakah yang ingin kita dapatkan???

Kawan ada sebuah cerita yang bisa menjadi sebuah renungan antara kita bersama.

Ada seorang kyai kharismatik yang mempunyai peliharaan berupa burung beo. Burung ini sangat istimewa karena dengan latihan sedemikian rupa burung tersebut mampu berkata dengan fasih kalimat " لااله الا الله"
kemanapun pak Kyai ini pergi si burung beo selalu menyertainya dengan bertengger di bahu pak kyai serambi berucap kalimat "لااله الا الله" dengan terus menerus tiada henti.

Para santri yang menyaksikan sangat takjub dibuatnya.

Pada suatu pagi pak Kyai berjalan-jalan mengelilingi areal pesantren sambil asyik berdzikir ditemani si burung beo. Sampai tiba di suatu sudut pesantren tepatnya dibawah pohon mangga, pak kyai dan burung beo melintas dibawahnya. Tanpa mereka sadari, diatas pohon ada seekor kucing yang sedang mengintai si burung beo.

Dengan perhitungan yang akurat kucing melompat kearah burung beo dan dengan sigap si kucing segera menerkamnya.

'Keok... keok.. keok...' suara burung beo memekik kesakitan meregang nyawa akibat terkaman si kucing.
Kucing berlari membawa mangsanya tanpa menghiraukan pekikan si burung beo.

Pak kyai hanya menyaksikan kejadian tersebut dengan muka pucat pasi dan terpaku membatu.
Dengan semakin jauhnya si kucing membawa lari mangsanya, suara si beo-pun semakin mengecil dan akhirnya semua terasa sunyi seiring dengan menghilangnya kucing dan mangsanya di ujung jalan.

Pak Kyai yang sedari tadi menyaksikan kejadian tersebut akhirnya jatuh tersungkur dan pingsan. Para santri segera menghampirinya dan menempatkan pak Kyai diatas ranjangnya. Mereka para santri sangat khawatir dengan keadaan guru besar mereka yang tercinta.

Selang beberapa waktu pak Kyai sadar dari pingsannya, beliau beranjak dari ranjangnya namun sesaat beliau jatuh pingsan lagi. Semua santri sangat terlihat panik atas kejadian yang menimpa guru mereka.

Tidak lama setelah itu pak Kyai sadar kembali, setelah itu beliau menangis sejadi-jadinya. Para santri mencoba menenangkan beliau dengan mengatakan:
"Sudahlah Kyai, kami akan membelikan burung beo lagi dan kami akan melatihnya sedemikian rupa hingga ia bisa kembali melafalkan kalimat "لااله الا الله" seperti burung beo milik Kyai sebelumnya."

"Bukan karena burung beo itu aku bersedih dan menangis seperti ini."

"Lalu apa yang menyebabkan Kyai sedemikian histerisnya atas kejadian ini???" tanya para santri.

"Tidakkah engkau perhatikan anak-anakku, burung beo yang senantiasa menyertaiku selalu berdzikir menyebut asma Alloh. Tapi coba tengok, bagaimana caranya mati. Ia kembali ke wujud aslinya yang binatang. Mati tanpa menyebut asma Alloh."
"Aku khawatir andai saja kematianku seperti burung beo itu, mati tanpa menyebut asma Alloh. Itulah yang membuatku menangis hingga pingsan karena berat terasa didada ini."

Setelah mendengar penuturan dari pak Kyai, kini giliran para santri yang menangis meraung-raung karena khawatir terhadap akhir kematiannya kelak.

Sahabat sekalian, sudahkah kita mempersiapkan diri dalam menyongsong kematian???

Dalam hal ini Rosululloh telah memberi tuntunan agar kita mempersiapkan diri menjemput datangnya maut dengan cerdas. Beliau bersabda, "Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas." (HR Ibnu majjah)

Patut juga kita renungkan firman Alloh SWT,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُون

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. al-Hasyr (59) : 18)

Kawan, sudah siapkah kita menyambut kedatangan tamu rahasia ini? Begitu dia datang maka jarum waktu tak lagi bisa di putar mundur. Perjalanan panjang harus kita tempuh, entah itu kemuliaan di syurga atau kehinaan penuh siksa di neraka....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar